Bank Indonesia (BI) bersama People’s Bank of China (PBoC) resmi memulai uji coba interkoneksi layanan QRIS antara Indonesia dan China pada Sabtu (17/8), bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Gubernur BI, Perry Warjiyo, menegaskan bahwa pengembangan QRIS terus dilakukan secara berkelanjutan untuk memperluas akseptasi sekaligus mendorong inklusi ekonomi serta keuangan digital. “Salah satu inovasi tersebut adalah QRIS Antarnegara,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (18/8).
Menurut Perry, konektivitas pembayaran lintas negara ini akan memberikan efisiensi lebih tinggi dalam perdagangan internasional, terutama bagi pelaku UMKM, serta mampu meningkatkan potensi sektor pariwisata di kedua negara. Ia berharap perluasan implementasi QRIS Antarnegara ke China dapat terealisasi setelah seluruh rangkaian uji coba dan kesiapan sistem dinyatakan berhasil.
Uji coba ini melibatkan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), UnionPay International (UPI), serta sejumlah penyelenggara jasa sistem pembayaran. Perry menegaskan inisiatif ini menjadi bukti nyata komitmen BI bersama industri sistem pembayaran nasional dalam memperluas jaringan pembayaran digital di level global.
Sebelumnya, Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta, menyampaikan bahwa kerja sama implementasi QRIS dengan China telah menunjukkan progres positif. Finalisasi pengaturan bisnis, teknis, dan operasional telah disepakati antara UPI selaku mitra dari China dengan ASPI.
Empat anggota ASPI—PT Rintis Sejahtera (Rintis), PT Alto Network (Alto), PT Artajasa Pembayaran Elektronis (Artajasa), dan PT Jalin Pembayaran Nusantara (Jalin)—juga telah menandatangani kesepakatan dengan UPI untuk pengembangan sistem serta uji coba sandbox.
Sebagai informasi, sejak diluncurkan pada Agustus 2022, QRIS lintas negara sudah digunakan di Malaysia, Thailand, dan Singapura. Sementara itu, implementasi QRIS untuk Warga Negara Indonesia (WNI) di Jepang baru saja diresmikan pada 17 Agustus 2025.