Raisi Diproyeksikan sebagai Pemimpin Tertinggi Iran sebelum Kematian Tragis

- Jurnalis

Selasa, 21 Mei 2024 - 17:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

FajarBorneo.com – Ebrahim Raisi, yang dikenal sebagai salah satu tokoh konservatif paling berpengaruh di Iran, sempat diproyeksikan menjadi kandidat utama untuk menggantikan Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei. Sebagai Ketua Kehakiman, Raisi telah menunjukkan komitmennya dalam menegakkan nilai-nilai revolusioner dan hukum Islam yang ketat, membuatnya mendapatkan dukungan dari faksi garis keras. Popularitasnya juga semakin meningkat setelah ia diangkat sebagai Presiden Iran, menegaskan posisinya sebagai penerus potensial.

Namun, rencana ini terhenti ketika Raisi tiba-tiba meninggal dunia dalam kecelakaan misterius yang mengguncang publik Iran. Meskipun penyebab kematiannya masih belum jelas, spekulasi dan teori konspirasi mulai bermunculan, mengingat pentingnya posisi Raisi dalam peta politik Iran. Kehilangan Raisi meninggalkan kekosongan besar dalam hierarki kekuasaan Iran, memicu kekhawatiran tentang masa depan kepemimpinan negara tersebut.

Baca Juga :  Dua Tewas, Lebih 100 Orang Dirawat di Jepang Akibat Suplemen Angkak

Bahkan sebelum kecelakaan helikopter yang menewaskan Raisi, rezim tersebut telah dilanda pergulatan politik internal ketika pemimpin tertinggi, Ayatollah Ali Khamenei , 85, kepala negara yang paling lama menjabat di Timur Tengah, berada dalam kondisi kesehatan yang menurun.

Khamenei telah menetapkan arah negaranya dan presiden baru mana pun tidak akan banyak mengubah arah tersebut. “Sistem ini sudah berada pada jalur untuk memastikan bahwa penerus pemimpin tertinggi benar-benar sejalan dengan visinya untuk masa depan sistem tersebut,” kata Ali Vaez, direktur Iran di International Crisis Group, dilansir dari New York Times.

Baca Juga :  Mengenal Kota Rafah Yang Diserbu Israel

Di tengah situasi ini, para pengamat politik menyarankan agar Iran segera mencari pengganti yang tepat untuk memastikan stabilitas politik dan sosial. Kematian Raisi tidak hanya mengguncang pemerintahan, tetapi juga mempengaruhi dinamika kekuasaan di kalangan faksi konservatif, yang kini harus mencari figur lain yang mampu menyatukan mereka dalam menghadapi tantangan internal dan eksternal.

Berita Terkait

Bela Palestina, Ratusan Warga di Jepang Ikuti The Intifada March
Mengenal Kota Rafah Yang Diserbu Israel
Dua Tewas, Lebih 100 Orang Dirawat di Jepang Akibat Suplemen Angkak
Berita ini 170 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 30 Januari 2025 - 16:47 WIB

IKA PMII Kutim Salurkan 111 Paket Sembako untuk Korban Banjir Desa Sangatta Selatan

Rabu, 22 Januari 2025 - 13:38 WIB

Komisi II DPR RI Sepakati Pelantikan Kepala Daerah Terpilih pada 6 Februari 2025

Rabu, 15 Januari 2025 - 09:25 WIB

Anggota DPRD Kaltim dan DPR RI Gelar Reses di Balikpapan: Soroti Kelangkaan Gas Elpiji dan Masalah Tanah

Rabu, 1 Januari 2025 - 17:18 WIB

Berawal dari Hobi, Kini jadi Pengusaha Domba

Minggu, 10 November 2024 - 20:07 WIB

Sekolah di Kaltim Diminta Peduli Isu Kesehatan Mental

Kamis, 29 Agustus 2024 - 09:09 WIB

Golkar Resmi Dukung Andi Harun Tanpa Lawan di Pilwali 2024

Jumat, 9 Agustus 2024 - 08:44 WIB

Optimis Menang Isran Noor-Hadi Mulyadi dapat dukungan dari Demokrat

Kamis, 11 Juli 2024 - 17:21 WIB

FKUB Kutim Adakan Dialog Antar Agama untuk Harmoni Jelang Pilkada 2024

Berita Terbaru