FajarBorneo.com – Dalam pidato pengantar Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI pada Jumat, 16 Agustus 2024, Presiden Joko Widodo menyoroti peran penting APBN sebagai kunci untuk mempercepat kemajuan Indonesia. Presiden menekankan bahwa APBN harus menjadi alat utama untuk membawa Indonesia keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle-income trap).
“Kita harus memanfaatkan APBN untuk memperkuat langkah maju sehingga Indonesia bisa lepas dari middle-income trap, dengan memanfaatkan bonus demografi, melanjutkan transformasi ekonomi, meningkatkan daya tarik investasi, dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja,” tegas Presiden.
Dalam menyusun RAPBN 2025, Presiden Jokowi mengungkapkan bahwa berbagai asumsi dasar telah diperhitungkan, termasuk inflasi yang diperkirakan tetap terkendali di kisaran 2,5 persen dan proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen. Menghadapi kondisi ekonomi global yang stagnan, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih banyak mengandalkan permintaan domestik.
“Daya beli masyarakat akan dijaga dengan pengendalian inflasi yang ketat, penciptaan lapangan kerja baru, serta program bantuan sosial dan subsidi,” lanjut Presiden.
Presiden Jokowi juga menekankan pentingnya peningkatan produk-produk bernilai tambah tinggi yang berorientasi ekspor, dengan dukungan insentif fiskal yang kompetitif namun tetap mempertahankan keberlanjutan fiskal.
“Bauran kebijakan fiskal, moneter, dan sektor keuangan akan dijaga dengan ketat untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas sistem keuangan kita,” tambahnya.
Presiden kemudian menyampaikan beberapa proyeksi, termasuk nilai tukar Rupiah yang diperkirakan akan stabil di sekitar Rp16.100 per dolar AS, dengan suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun diperkirakan mencapai 7,1 persen. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) diproyeksikan mencapai 82 Dolar AS per barel, dengan lifting minyak sebesar 600 ribu barel per hari dan gas bumi mencapai 1,005 juta barel setara minyak per hari.
Di akhir pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa pemerintah akan terus bersikap responsif terhadap dinamika moneter global guna memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan stabilitas keuangan yang solid.
sumber : setneg.go.id