FajarBorneo.com – Survei terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengungkap 10 juta Gen Z di Indonesia saat ini menganggur bagaikan bom waktu bagi masa depan bangsa. Namun, di sisi lain, situasi ini juga bisa menjadi peluang untuk menciptakan transformasi positif di dunia pendidikan dan ketenagakerjaan.
Merespons hasil survei tersebut, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah buka suara. Ia menegaskan bahwa alasan banyaknya Gen Z yang menganggur saat ini karena mereka dalam usia mencari pekerjaan.
“Itu biasanya mereka yang lebih banyak menganggur sedang mencari pekerjaan, mereka yang lulus sekolah, atau lulus kuliah. 24 Tahun itu biasanya sudah lulus S1 kuliah, kalau 18 lulus SMA,” ujar Ida, dilansir dari detikFinance, Selasa (21/5/2024).
Mengapa Gen Z Menganggur?
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan bahwa salah satu faktornya adalah karena Gen Z memang masih dalam usia mencari pekerjaan. Namun, akar permasalahannya jauh lebih kompleks. Ketidakcocokan antara skillset yang dibutuhkan pasar kerja dengan skillset yang dimiliki Gen Z menjadi biang kerok utama.
Kasus ini marak terjadi pada lulusan SMK, di mana kurikulum pendidikannya belum sepenuhnya relevan dengan kebutuhan industri saat ini. Hal ini diperparah dengan minimnya program pelatihan vokasi yang berkualitas dan kesempatan magang bagi para siswa.
Dampak dan Solusi yang Diperlukan
Tingginya angka pengangguran Gen Z dapat menghambat pertumbuhan ekonomi nasional dan memicu berbagai masalah sosial. Di sisi lain, talenta dan potensi Gen Z yang besar, jika diarahkan dengan tepat, dapat menjadi motor penggerak kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, dibutuhkan langkah-langkah strategis untuk mengatasi bom waktu ini. Kolaborasi antar pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan sangatlah penting untuk:
- Memperbarui kurikulum pendidikan: Kurikulum perlu diperbaharui secara berkala agar sesuai dengan kebutuhan industri terkini. Fokus pendidikan perlu dialihkan dari menghafal teori ke pengembangan skillset yang dibutuhkan pasar kerja.
- Meningkatkan kualitas program pelatihan vokasi: Program pelatihan vokasi harus dirancang dengan melibatkan praktisi industri dan dilengkapi dengan fasilitas yang memadai.
- Memperluas kesempatan magang: Peluang magang bagi siswa SMK dan mahasiswa perlu diperluas agar mereka dapat memperoleh pengalaman kerja yang relevan.
- Membangun budaya wirausaha: Gen Z perlu didorong untuk mengembangkan jiwa wirausaha, di mana mereka dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan orang lain.