FajarBorneo.com – Dalam rentang waktu tiga bulan, Jembatan Mahakam I di Samarinda kembali mengalami insiden tabrakan. Kejadian terbaru terjadi pada Sabtu malam, 26 April 2025, saat sebuah tongkang bermuatan batu bara menabrak tiang penyangga jembatan. Hingga saat ini, fender pelindung pilar yang rusak akibat insiden serupa pada Februari lalu pun belum diperbaiki.
Peristiwa ini menjadi perhatian luas, terutama dari masyarakat yang setiap hari bergantung pada jembatan tersebut sebagai jalur utama. Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ananda Emira Moeis, menyatakan keprihatinannya atas kejadian ini. Ia menegaskan bahwa seluruh pihak terkait harus segera memperbaiki kondisi jembatan untuk meningkatkan keamanan. Ananda mengingatkan bahwa persoalan ini tidak boleh dianggap sepele.
“Sebelum terjadi hal yang tidak kita inginkan, saya minta ada perbaikan kinerja dari KSOP, Pelindo, Dishub, serta perusahaan-perusahaan yang menggunakan jalur Sungai Mahakam,” ujarnya, Minggu (27/4/2025).
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian pada Minggu dini hari, sekitar pukul 00.43 Wita, kondisi kerusakan terlihat cukup parah. Pilar keempat (P4) jembatan tampak mengalami benturan keras. Dugaan awal menyebutkan, insiden bermula dari tali towing tongkang yang putus, menyebabkan kapal tongkang kehilangan kendali hingga akhirnya menabrak pilar jembatan.
Sebelumnya, informasi tentang kejadian ini tersebar cepat melalui media sosial. Publik Samarinda kembali dikejutkan oleh kabar bahwa Jembatan Mahakam I tertabrak, dengan dugaan bahwa tongkang batubara yang hanyut menghantam bagian bawah jembatan disertai bunyi benturan keras.
Sebagai catatan penting, jembatan berusia 33 tahun ini setidaknya telah mengalami 22 insiden tabrakan oleh kapal bermuatan sejak pertama kali beroperasi. Dalam insiden Februari lalu, Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Kaltim telah melakukan pemeriksaan dan memastikan struktur jembatan masih aman.
Namun demikian, menurut Ananda Moeis, hasil pemeriksaan tidak boleh membuat pihak terkait lengah. Terlebih, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang berlangsung Rabu, 16 April 2025 lalu, telah disepakati bahwa instansi terkait harus meningkatkan kinerja. Ia juga menyoroti persoalan belum selesainya pemasangan fender pelindung jembatan.
“Kami akan bahas lebih lanjut soal fender ini. Kita harus tuntaskan,” tegas Ananda.
Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa Jembatan Mahakam I merupakan infrastruktur vital yang menghubungkan pusat Kota Samarinda dengan wilayah sekitarnya.
“Jangan sampai insiden serupa dengan tragedi di Kutai Kartanegara terjadi di sini. Semua pihak harus bertanggung jawab,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Abdulloh, memastikan pihaknya akan segera mengambil langkah. Komisi yang membidangi masalah infrastruktur ini berencana menggelar Rapat Dengar Pendapat dalam waktu dekat.
“Insya Allah hari Selasa rencananya kami adakan RDP. Komisi III akan memanggil pihak terkait,” ujar Abdulloh singkat.