
Samarinda – Mereka yang selama ini diam-diam menjaga kebersihan masjid, mengunci pintu rumah ibadah, atau memastikan sound system adzan tetap nyaring terdengar, akhirnya mendapat perhatian. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui program “GratisPol” mengangkat derajat marbot dan penjaga rumah ibadah dengan memberangkatkan mereka ke tanah suci secara gratis.
Wakil Ketua DPRD Kaltim, Ananda Emira Moeis, menilai program ini sebagai bentuk penghargaan yang tak sekadar simbolis, melainkan menyentuh sisi kemanusiaan dan spiritual masyarakat.
“Kita sering kali memuji pembangunan fisik, tapi lupa pada mereka yang setiap hari menjaga tempat suci tetap hidup. Program ini mengingatkan kita bahwa pembangunan juga harus menyentuh aspek moral,” ujarnya.
Namun, Ananda menggarisbawahi bahwa pelaksanaan program harus bebas dari unsur politisasi dan benar-benar berpihak pada yang layak.
“Transparansi adalah kuncinya. Jangan sampai orang yang benar-benar mengabdi justru tertinggal karena data yang tidak akurat atau proses yang tidak jelas,” tegas politisi PDI Perjuangan itu.
Ananda menyarankan agar pemilihan calon jamaah tidak hanya berbasis dokumen administratif, tapi juga melibatkan tokoh agama dan komunitas lokal. Mereka lebih tahu siapa yang betul-betul telah lama mengabdi tanpa pamrih.
Lebih jauh, ia menekankan bahwa DPRD Kaltim akan ikut memastikan program ini tidak hanya berjalan, tetapi juga tepat sasaran dan berkelanjutan.
“Ini bukan soal pergi ke tanah suci semata. Ini tentang negara hadir di titik yang sering kita abaikan. Marbot dan penjaga rumah ibadah layak mendapat kehormatan ini,” tutupnya.(adv)