Akses Darurat Masih Sulit, DPRD Kaltim Soroti Keselamatan Ibu dan Bayi di Pedalaman

- Jurnalis

Minggu, 22 Juni 2025 - 11:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Samarinda — Persoalan akses layanan kesehatan ibu dan anak di daerah pedalaman Kalimantan Timur kembali mencuat. Anggota DPRD Kaltim, Andi, mengungkapkan bahwa hingga kini masih banyak desa terpencil di Kutai Barat dan Mahakam Ulu yang belum memiliki fasilitas kesehatan memadai, apalagi sistem tanggap darurat yang cepat.
“Bayangkan jika ibu hamil harus menempuh perjalanan air berjam-jam hanya untuk mendapatkan pertolongan. Ini bukan soal jarak, tapi soal nyawa,” ujar Andi, (22/6/2025).
Ia menyebut kondisi ini sebagai kegagalan sistemik yang tak bisa diselesaikan hanya dengan retorika. DPRD Kaltim, menurutnya, tengah mendorong sejumlah langkah terukur untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Tiga poin penting yang ia usulkan antara lain:
•Pemerataan tenaga kesehatan dan pembangunan fasilitas bersalin yang terstandar
•Peningkatan literasi kesehatan masyarakat, khususnya terkait kehamilan dan gizi bayi
•Integrasi sistem rujukan darurat berbasis teknologi untuk wilayah-wilayah sulit dijangkau
“Kita butuh pendekatan yang praktis dan berani. Tanpa tenaga medis yang cukup dan teknologi yang mendukung, kematian ibu dan bayi akan terus mengintai,” tegasnya.
Andi menegaskan pentingnya komitmen lintas sektor—baik dari Pemprov, pemkab, hingga komunitas lokal—untuk memprioritaskan keselamatan ibu hamil dan bayi. Ia juga mengingatkan bahwa fasilitas kesehatan tidak hanya soal gedung, tapi harus disertai pelayanan yang aktif dan terhubung.
“Ini bukan sekadar proyek pembangunan. Ini soal hadir atau tidaknya negara ketika warganya butuh pertolongan,” lanjutnya.
Ia menutup dengan pesan agar masyarakat tidak segan memanfaatkan fasilitas yang tersedia dan ikut mengawasi mutu layanan kesehatan di sekitarnya.
“Kalau kita bergerak bersama, angka kematian bisa ditekan. Tapi kalau kita diam, yang jadi korban bukan statistik—tapi keluarga sendiri,” pungkasnya.(adv)

Berita Terkait

DPRD Kaltim Minta Pengelolaan Pulau Kakaban Libatkan Masyarakat Sejak Awal
DPRD Kaltim Soroti Potensi Tergusurnya Sekolah Swasta dalam Skema Pendidikan Gratis 12 Tahun
Sigit Soroti Rumitnya Administrasi Publik: Dari Pajak Kendaraan hingga Legalitas Tanah
Syarifatul Sya’diah Dorong CSR Tambang Fokus Kembangkan UMKM Lokal
DPRD Kaltim Dorong Swasembada Daging, Limbah Sawit Diusulkan Jadi Pakan Alternatif
DPRD Kaltim Soroti Lambannya Sertifikasi Tanah, Salehuddin: Tak Bisa Biarkan Warga Terjebak Ketidakpastian Hukum
DPRD Kaltim Desak Percepatan Perbaikan Jalan Poros Belayan: Penopang Ekonomi Pedalaman yang Terabaikan
DPRD Kaltim Wanti-Wanti Risiko Penyelewengan Dana Besar Koperasi Merah Putih
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 9 Oktober 2025 - 18:18 WIB

ITKES Wiyata Husada Samarinda Lahirkan 564 Lulusan Siap Bangun Kesehatan Negeri

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 08:15 WIB

Defisit Anggaran, PMII Diskusikan DBH Kaltim

Selasa, 23 September 2025 - 05:53 WIB

Prabowo di PBB: “Kita Harus Menghentikan Bencana Kemanusiaan di Gaza”

Minggu, 21 September 2025 - 10:18 WIB

Wisuda Pondok Pendawa: Generasi Muda dari Daerah 3T Sukses Tembus Perguruan Tinggi

Kamis, 11 September 2025 - 09:31 WIB

Dukungan Penuh Santri untuk Gus Irfan: Optimisme Baru Tata Kelola Haji dan Umroh

Senin, 8 September 2025 - 17:28 WIB

Presiden Prabowo Lakukan Reshuffle Besar: Lima Jabatan Strategis Diganti dan Kementerian Haji-Umrah Dibentuk

Kamis, 4 September 2025 - 02:04 WIB

Direktur Otorita IKN Muhsin Palinrungi Resmi Ramaikan Bursa Ketua Alumni PMII Kaltim

Rabu, 3 September 2025 - 05:36 WIB

Simposium Nasional Warnai Muswil IKA PMII Kaltim, Fokus pada Tata Kelola Keuangan

Berita Terbaru

Kalimantan Timur

Defisit Anggaran, PMII Diskusikan DBH Kaltim

Sabtu, 4 Okt 2025 - 08:15 WIB