SAMARINDA – Wakil Ketua DPRD Kalimantan Timur, Ekti Imanuel, menyoroti pola pembangunan pendidikan di daerah pedalaman yang dinilai terlalu berfokus pada infrastruktur fisik. Menurutnya, pembangunan sekolah tanpa menyiapkan tenaga pendidik justru memperpanjang ketimpangan pendidikan di wilayah terpencil seperti Mahakam Ulu dan Kutai Barat.
“Pemerintah terlalu sibuk bangun sekolah, tapi lupa siapa yang akan mengajar di dalamnya. Padahal, esensi pendidikan itu ada pada manusianya, bukan bangunannya,” ujar Ekti, Senin (28/7/2025).
Ia mendorong agar pembangunan pendidikan tidak lagi sekadar proyek fisik, melainkan investasi jangka panjang dalam peningkatan kualitas dan ketersediaan guru, khususnya dari kalangan putra daerah.
“Pendidikan di Mahakam Ulu dan Kutai Barat akan terus tertinggal kalau masih mengandalkan guru dari luar yang sering minta pindah. Mereka hanya sementara,” katanya.
Ekti menyarankan agar pemerintah daerah memberikan beasiswa atau pelatihan kepada lulusan SMA dan sarjana asal pedalaman, agar mereka bisa kembali mengabdi sebagai guru di kampung halamannya sendiri.
“Kalau SDM lokal yang jadi guru, mereka punya ikatan emosional. Mereka tidak akan mudah meninggalkan daerah,” jelasnya.
Ia juga meminta instansi pendidikan agar tak hanya fokus pada capaian pembangunan fisik, tetapi mulai menyusun peta jalan peningkatan kualitas dan keberlanjutan tenaga pengajar di kawasan tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
“Tanpa guru yang bisa bertahan lama, sekolah sebagus apapun akan jadi bangunan kosong,” tegas Ekti.
Politikus Gerindra itu menutup pernyataannya dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah, DPRD, hingga perguruan tinggi, untuk bersinergi menyusun kebijakan yang memihak pengembangan guru lokal secara berkelanjutan. (adv)