
SAMARINDA – Anggota DPRD Kalimantan Timur (Kaltim) Subandi mewanti-wanti pemerintah provinsi agar tidak terbuai dengan capaian pendapatan daerah tahun 2024 yang mencapai Rp22,08 triliun. Di balik angka yang tampak mengesankan itu, masih tersimpan persoalan serius: ketergantungan ekonomi terhadap sektor tambang dan migas yang belum teratasi.
“Capaian itu patut diapresiasi, tapi kalau masih didominasi sektor tidak terbarukan, ini tidak bisa jadi andalan jangka panjang,” kata Subandi, Selasa (29/7/2025).
Menurut Subandi, ketergantungan terhadap sektor ekstraktif membuat fondasi fiskal daerah rapuh terhadap guncangan harga global. Ia menekankan pentingnya mendorong transformasi ekonomi yang lebih berkelanjutan, dengan menggarap sektor-sektor yang berdampak langsung pada kesejahteraan rakyat.
“Ekonomi kreatif, UMKM, pertanian modern, pariwisata, dan sektor jasa harus mulai diperkuat. Selain lebih stabil, sektor-sektor ini juga menyerap lebih banyak tenaga kerja lokal,” ujarnya.
Fraksi PKS juga menyoroti masih lemahnya pemanfaatan aset daerah dan pemungutan pajak yang belum efisien. Menurut mereka, banyak potensi pendapatan yang belum tergali secara optimal karena lemahnya tata kelola.
“Pendapatan asli daerah tidak boleh hanya jadi formalitas angka. Harus digali secara sehat dan tidak eksploitasi sumber daya secara membabi buta,” tegas Subandi.
Meski mengapresiasi progres dalam pengelolaan fiskal, Ia menilai bahwa capaian 2024 seharusnya dijadikan momentum untuk mendorong reformasi fiskal yang lebih mendasar.
“Target tahunan bukan tujuan akhir. Kita perlu transformasi struktur ekonomi agar fiskal daerah lebih tahan banting,” tutupnya. (adv)






