
KUTAI KARTANEGARA – DPRD Kalimantan Timur kembali menyoroti kerusakan parah jalan Poros Belayan, jalur penting yang menghubungkan Kota Tenggarong dengan wilayah pedalaman Kukar dan menjadi akses alternatif menuju Kutai Barat.
Anggota DPRD Kaltim dari Fraksi Golkar, Salehuddin, mengungkapkan bahwa ruas jalan dari Desa Sebelimbingan (Kecamatan Kota Bangun) hingga Desa Teluk Muda (Kecamatan Kenohan) kini nyaris tak layak dilintasi. Jalur ini menjadi satu-satunya akses darat bagi puluhan desa di Kenohan, Kembang Janggut, dan Tabang.
“Jalur Poros Belayan sangat strategis. Ini urat nadi masyarakat pedalaman Kukar dan juga dimanfaatkan warga Kutai Barat untuk memangkas waktu tempuh ke Tenggarong dan Samarinda,” kata Salehuddin, Senin (4/8/2025).
Namun, perbaikan jalan terkendala oleh rasionalisasi anggaran. Dana perbaikan yang sebelumnya masuk dalam APBD Kaltim terpaksa dicoret, sehingga hanya tersisa sekitar Rp 20 miliar dari APBD Murni Kukar—jumlah yang dinilai tidak mencukupi untuk penanganan total.
“Kita perlu anggaran yang jauh lebih besar untuk memperbaiki seluruh ruas yang rusak,” ujarnya.
Kondisi geografis kawasan yang terdiri dari lahan rawa dan tepi sungai turut memperparah kerusakan. Salehuddin menekankan pentingnya pendekatan teknis yang tepat, seperti penggunaan sistem pile slab atau jalan layang agar perbaikan bisa bertahan lama.
“Kalau hanya tambal sulam, jalan akan cepat rusak lagi. Karakter tanah di sana sangat menantang,” katanya.
Kerusakan jalan juga berdampak langsung pada kehidupan sosial dan ekonomi warga. Ketika banjir melanda, distribusi bahan pokok terganggu, menyebabkan harga-harga melonjak drastis.
“Jalan ini bukan sekadar infrastruktur, tapi penopang ekonomi dan akses layanan warga. Kami di DPRD Kaltim akan terus memperjuangkan perbaikan menyeluruh, bukan tambal-tambal jalan saja,” tegasnya.
Salehuddin meminta Pemprov Kaltim dan pemerintah pusat turut turun tangan, mengingat pentingnya jalur ini bagi mobilitas masyarakat dan distribusi logistik di kawasan hulu Kukar dan sekitarnya. (adv)