
SAMARINDA – Anggota DPRD Kalimantan Timur, Syarifatul Sya’diah, menyoroti lemahnya kontribusi perusahaan besar terhadap penguatan UMKM lokal, khususnya di daerah penghasil tambang seperti Kutai Timur.
Dalam pernyataannya, legislator dari Fraksi Golkar ini menegaskan pentingnya pergeseran pola pikir CSR (Corporate Social Responsibility) agar tak lagi bersifat seremonial, tetapi menyentuh kebutuhan riil pelaku UMKM.
“Sudah saatnya perusahaan berpikir jangka panjang. Jangan cuma ambil sumber daya, tapi juga tinggalkan warisan ekonomi yang bermanfaat,” ujarnya, Senin (4/8/2025).
Menurutnya, dukungan konkret terhadap pelatihan keterampilan, akses permodalan, pemasaran, hingga digitalisasi masih sangat minim. Padahal, UMKM terbukti paling tangguh saat krisis seperti pandemi Covid-19.
Sya’diah mencontohkan produk lokal seperti amplang batu bara khas Kutim yang berpeluang menembus pasar nasional hingga ekspor, jika ditopang pengemasan dan distribusi yang baik.
“Produk kita unik, tapi sulit berkembang kalau dibiarkan bergerak sendiri. Di sinilah peran CSR seharusnya hadir,” kata Bendahara Fraksi Golkar DPRD Kaltim itu.
Ia mendorong perusahaan tambang agar mulai membangun kemitraan strategis dengan pelaku UMKM sebagai langkah menuju ekonomi pascatambang yang adil dan berkelanjutan.
“Kita butuh fondasi ekonomi baru. Kalau perusahaan serius mendukung UMKM, masyarakat bisa mandiri setelah tambang tak lagi beroperasi,” tutupnya. (adv)