Reboisasi Jadi Kunci Atasi Sedimentasi Sungai Mahakam

- Jurnalis

Sabtu, 21 Juni 2025 - 07:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Samarinda – Krisis ekologi di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam mendapat sorotan tajam dari Anggota DPRD Kalimantan Timur, Sugiyono. Ia menyampaikan bahwa upaya penyelamatan Sungai Mahakam dari ancaman banjir dan sedimentasi tidak cukup jika hanya dilakukan dengan pengerukan. Menurutnya, strategi tersebut harus ditinggalkan sebagai solusi utama.

“Pola pikir kita masih berkutat pada solusi instan seperti pengerukan, padahal masalah utamanya ada di hulu yang terus mengalami kerusakan,” ujarnya saat diwawancarai usai kegiatan monitoring lapangan.

Sugiyono menekankan pentingnya pendekatan ekologis melalui reboisasi kawasan hulu sebagai langkah jangka panjang yang berkelanjutan. Menurutnya, gundulnya hutan di hulu menyebabkan limpasan air hujan meningkat, mempercepat endapan lumpur ke aliran utama Mahakam.

“Jika kawasan tangkapan air di atas sana tidak kita pulihkan, maka sedimentasi akan terus terjadi, sesering apa pun sungai itu dikeruk,” jelasnya.

Ia menyebut daerah-daerah dataran rendah seperti Samarinda sebagai wilayah yang paling rentan terdampak luapan air Mahakam saat musim hujan tiba. Menurut Sugiyono, banjir bukan sekadar akibat curah hujan tinggi, tetapi akibat akumulasi dari kerusakan sistem alam yang lebih besar.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa proyek pengerukan memerlukan biaya besar dan hanya memberikan efek jangka pendek, sementara reboisasi memerlukan komitmen dan konsistensi, namun manfaatnya akan dirasakan jauh lebih lama.

“Kita harus keluar dari pola tambal sulam. Penyelamatan Mahakam butuh pendekatan lintas sektor dan berorientasi ekosistem,” tegas politisi asal fraksi PDIP tersebut.

Sugiyono juga mendorong adanya keterlibatan warga dalam pelestarian hutan. Menurutnya, kesadaran masyarakat adalah salah satu pilar penting dalam merawat DAS Mahakam yang selama ini sering luput dari perhatian publik.

“Kalau kita hanya menunggu pemerintah, upaya ini tidak akan bergerak cepat. Butuh kolaborasi antara negara dan masyarakat,” pungkasnya.(adv)

Berita Terkait

DPRD Kaltim Minta Pengelolaan Pulau Kakaban Libatkan Masyarakat Sejak Awal
DPRD Kaltim Soroti Potensi Tergusurnya Sekolah Swasta dalam Skema Pendidikan Gratis 12 Tahun
Sigit Soroti Rumitnya Administrasi Publik: Dari Pajak Kendaraan hingga Legalitas Tanah
Syarifatul Sya’diah Dorong CSR Tambang Fokus Kembangkan UMKM Lokal
DPRD Kaltim Dorong Swasembada Daging, Limbah Sawit Diusulkan Jadi Pakan Alternatif
DPRD Kaltim Soroti Lambannya Sertifikasi Tanah, Salehuddin: Tak Bisa Biarkan Warga Terjebak Ketidakpastian Hukum
DPRD Kaltim Desak Percepatan Perbaikan Jalan Poros Belayan: Penopang Ekonomi Pedalaman yang Terabaikan
DPRD Kaltim Wanti-Wanti Risiko Penyelewengan Dana Besar Koperasi Merah Putih
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 9 Oktober 2025 - 18:18 WIB

ITKES Wiyata Husada Samarinda Lahirkan 564 Lulusan Siap Bangun Kesehatan Negeri

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 08:15 WIB

Defisit Anggaran, PMII Diskusikan DBH Kaltim

Selasa, 23 September 2025 - 05:53 WIB

Prabowo di PBB: “Kita Harus Menghentikan Bencana Kemanusiaan di Gaza”

Minggu, 21 September 2025 - 10:18 WIB

Wisuda Pondok Pendawa: Generasi Muda dari Daerah 3T Sukses Tembus Perguruan Tinggi

Kamis, 11 September 2025 - 09:31 WIB

Dukungan Penuh Santri untuk Gus Irfan: Optimisme Baru Tata Kelola Haji dan Umroh

Senin, 8 September 2025 - 17:28 WIB

Presiden Prabowo Lakukan Reshuffle Besar: Lima Jabatan Strategis Diganti dan Kementerian Haji-Umrah Dibentuk

Kamis, 4 September 2025 - 02:04 WIB

Direktur Otorita IKN Muhsin Palinrungi Resmi Ramaikan Bursa Ketua Alumni PMII Kaltim

Rabu, 3 September 2025 - 05:36 WIB

Simposium Nasional Warnai Muswil IKA PMII Kaltim, Fokus pada Tata Kelola Keuangan

Berita Terbaru

Kalimantan Timur

Defisit Anggaran, PMII Diskusikan DBH Kaltim

Sabtu, 4 Okt 2025 - 08:15 WIB