Cegah Stunting Bukan Hanya Urusan Pemerintah, DPRD Kaltim Serukan Tanggung Jawab Bersama

- Jurnalis

Jumat, 20 Juni 2025 - 06:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Samarinda – Upaya menekan angka stunting di Kalimantan Timur kembali menjadi perhatian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi. Salah satu anggota Komisi IV, Damayanti, menegaskan bahwa penanganan stunting tak cukup hanya bergantung pada program pemerintah, tetapi harus melibatkan kesadaran kolektif masyarakat.

“Penurunan angka stunting bukan sekadar soal memberi makanan tambahan. Ini soal rutinitas, kesadaran, dan kepedulian terhadap tumbuh kembang anak sejak dini,” ungkap Damayanti, Jumat (20/6/2025).

Menurutnya, posyandu sebagai fasilitas kesehatan dasar masih sering disepelekan oleh sebagian warga. Padahal, dari tempat itulah tanda-tanda awal gangguan pertumbuhan anak bisa dikenali dan segera ditangani.

“Kalau anak rutin dibawa ke posyandu, risiko stunting bisa ditekan lebih awal. Tapi karena banyak orang tua malas atau tidak paham pentingnya, jadinya anak telat terdeteksi,” jelasnya.

Damayanti juga menyoroti bahwa pengetahuan soal stunting masih belum merata. Ia menilai edukasi harus lebih menyentuh kehidupan sehari-hari, bukan sekadar berupa slogan atau poster.

“Jangan pakai pendekatan terlalu formal. Libatkan tokoh adat, ibu-ibu PKK, atau bahkan remaja masjid agar pesan sampai ke semua lapisan,” sarannya.

Politisi perempuan ini juga menegaskan pentingnya dukungan kebijakan yang serius dari pemerintah daerah, terutama dalam pengalokasian anggaran untuk layanan ibu dan anak.

“Kalau mau generasi kita sehat, negara harus hadir sejak anak-anak masih dalam kandungan. Gizi, air bersih, sanitasi, dan fasilitas kesehatan itu satu paket,” ucapnya.

Ia pun mendorong adanya intervensi lintas sektor, agar program penurunan stunting tidak hanya berjalan di atas kertas. Menurutnya, kolaborasi antara dinas kesehatan, pendidikan, dan pemberdayaan perempuan adalah kunci.

“Stunting bukan hanya isu kesehatan. Ini soal masa depan sumber daya manusia kita. Kalau tidak ditangani serius, dampaknya panjang dan luas,” tutup Damayanti.(adv)

Berita Terkait

DPRD Kaltim Minta Pengelolaan Pulau Kakaban Libatkan Masyarakat Sejak Awal
DPRD Kaltim Soroti Potensi Tergusurnya Sekolah Swasta dalam Skema Pendidikan Gratis 12 Tahun
Sigit Soroti Rumitnya Administrasi Publik: Dari Pajak Kendaraan hingga Legalitas Tanah
Syarifatul Sya’diah Dorong CSR Tambang Fokus Kembangkan UMKM Lokal
DPRD Kaltim Dorong Swasembada Daging, Limbah Sawit Diusulkan Jadi Pakan Alternatif
DPRD Kaltim Soroti Lambannya Sertifikasi Tanah, Salehuddin: Tak Bisa Biarkan Warga Terjebak Ketidakpastian Hukum
DPRD Kaltim Desak Percepatan Perbaikan Jalan Poros Belayan: Penopang Ekonomi Pedalaman yang Terabaikan
DPRD Kaltim Wanti-Wanti Risiko Penyelewengan Dana Besar Koperasi Merah Putih
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 9 Oktober 2025 - 18:18 WIB

ITKES Wiyata Husada Samarinda Lahirkan 564 Lulusan Siap Bangun Kesehatan Negeri

Sabtu, 4 Oktober 2025 - 08:15 WIB

Defisit Anggaran, PMII Diskusikan DBH Kaltim

Selasa, 23 September 2025 - 05:53 WIB

Prabowo di PBB: “Kita Harus Menghentikan Bencana Kemanusiaan di Gaza”

Minggu, 21 September 2025 - 10:18 WIB

Wisuda Pondok Pendawa: Generasi Muda dari Daerah 3T Sukses Tembus Perguruan Tinggi

Kamis, 11 September 2025 - 09:31 WIB

Dukungan Penuh Santri untuk Gus Irfan: Optimisme Baru Tata Kelola Haji dan Umroh

Senin, 8 September 2025 - 17:28 WIB

Presiden Prabowo Lakukan Reshuffle Besar: Lima Jabatan Strategis Diganti dan Kementerian Haji-Umrah Dibentuk

Kamis, 4 September 2025 - 02:04 WIB

Direktur Otorita IKN Muhsin Palinrungi Resmi Ramaikan Bursa Ketua Alumni PMII Kaltim

Rabu, 3 September 2025 - 05:36 WIB

Simposium Nasional Warnai Muswil IKA PMII Kaltim, Fokus pada Tata Kelola Keuangan

Berita Terbaru

Kalimantan Timur

Defisit Anggaran, PMII Diskusikan DBH Kaltim

Sabtu, 4 Okt 2025 - 08:15 WIB